DUA pria tewas dalam insiden kapal tanker Rabu lalu (19 Mei).
Awalnya, seorang pengawas telah memasuki tangki pemberat kapal keruk untuk memeriksanya tanpa melapisi alat pelindung diri (APD) yang sesuai atau memastikan apakah pemindahan itu aman.
Tak lama setelah dia tiba-tiba pingsan dan pingsan, pekerja kedua memasuki tangki untuk menyelamatkannya tetapi dia juga pingsan, kata Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (WSH) dalam buletin, Senin (24 Mei).
Pekerja ketiga yang mencoba menyelamatkan dua orang yang tidak sadarkan diri juga pingsan di dalam tangki.
Setelah kejadian tersebut, awak kapal lain mencoba mengalihkan udara ke dalam tangki. Pekerja kedua bisa keluar dari tangki setelah sadar kembali.
Dewan WSH mengatakan: “Pengawas dan karyawan ketiga kemudian dikeluarkan dari tank oleh Pasukan Pertahanan Sipil Singapura tetapi sayangnya tidak lagi hidup.”
Dewan, sebuah badan hukum di bawah Kementerian Tenaga Kerja (MOM), mengatakan insiden itu menunjukkan bahaya yang tidak terdeteksi saat berada di ruang terbatas.
Nama perusahaan atau detail kematian tidak diungkapkan kepada dewan. Demikian pula, tidak ada bukti apakah perusahaan yang terlibat sedang diselidiki atau diperintahkan untuk menghentikan pekerjaan apa pun.
Dewan WSH mengingatkan karyawan untuk tidak membuka lubang got di ruang tertutup tanpa izin dari pihak berwenang. Juga jangan melakukan pekerjaan penyelamatan tanpa menggunakan APD yang benar.
Karyawan perusahaan juga harus menghindari memasuki ruang terbatas jika mereka tidak dilatih untuk melakukannya.
Ini juga mendesak pengusaha untuk mematuhi ketentuan penyelamatan jiwa dalam Aturan WSH (Ruang Terbatas).
Antara lain, undang-undang mewajibkan setidaknya satu karyawan di ruang terbatas yang dilengkapi dengan layar gas portabel untuk terus memantau laju oksigen atau gas berbahaya sambil memastikan aliran udara yang memadai di ruang tertutup.
Kematian terbaru di tempat kerja terjadi setelah lebih dari 3.200 peraturan keselamatan dan kesehatan kerja dilanggar selama inspeksi yang dilakukan antara Januari dan April, sebagai bagian dari upaya penegakan hukum yang ditingkatkan tahun ini.
Jumlah ini hampir dua kali lipat dari 1.800 kasus pelanggaran hukum tahun lalu.